MAKALAH ANTENA DAN PROPAGASI



MAKALAH ANTENA DAN PROPAGASI
Antena




Oleh :
                                             Nama                : Nico Rachmacandrana
                                             NIM                  : 0941160036  
                                             Kelas                 : 2B



POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
MALANG




Pendahuluan
Suatu antena dapat diartikan sebagai suatu tranduser antara saluran transmisi atau pandu gelombang dalam suatu saluran transmisi dan suatu medium yang tak terikat (zona bebas) tempat suatu gelombang elektromagnetik berpropagasi (biasanya udara), ataupun sebaliknya.
Dalam aplikasinya, suatu antena dapat berfungsi selain sebagai media pemancar gelombang elektromagnetik, juga sebagai pe nerima gelombang elektromagnetik secara efisien dan berpolarisasi sesuai dengan struktur yang dimilikinya. Selain itu, untuk meminimalkan refleksi gelombang pada titik antara saluran transmisi dan titik catu antena, maka suatu antena harus mempunyai kesesuaian (matched) dengan saluran transmisi yang digunakan.
Suatu karakteristik yang menggambarkan daya radiasi relatif yang dipancarkan oleh suatu antena fungsi terhadap arah pada daerah medan jauh, dikenal dengan pola radiasi antena, atau disingkat dengan pola antena (antenna pattern). Karakteristik ini, akan menunjukkan arah kerja suatu antena dalam memancarkan atau kepekaan menerima gelombang elektromagnetik.
Suatu antena isotopis merupakan suatu antena hipotetikal yang meradiasikan daya ke segala arah dengan intensitas yang sama. Antena ini hanya ada dalam teori, dan sering digunakan untuk referensi pada saat menggambarkan sifat radiasi dari antena yang sesungguhnya.
Kebanyakan antena memiliki sifat timbal-balik atau resiprositas, yang menyatakan bahwa suatu antena mempunyai pola radiasi yang sama, pada saat memancarkan dan menerima gelombang elektromagnetik. Dengan sifat resiprositas ini, jika dalam mode pemancar suatu antena memancarkan daya pada arah A sebesar 100 kali dari arah B, maka bila antena tersebut digunakan sebagai sebagai penerima , akan mempunyai kepekaan penerimaan gelombang elektromagnetik pada arah A 100 kali lebih sensitif dari pada arah B. Beberapa antena  mengikuti aturan resiprositas, tapi tidak semua antena mempunyai sifat resiprositas. Untuk antena-antena yang mempunyai material non-linier semikonduktor atau material ferit, maka sifat resiprositas ini sulit dipertahankan.
Performansi antena terdiri dari dua aspek, yaitu sifat radiasi dan impedansi yang dimiliki. Sifat radiasi antena, mencakup pola radiasi dan polarisasi ketika antena digunakan dalam mode transmisi. Model polarisasi yang dimiliki antena , bersesuaian dengan arah medan listrik yang dipancarkan oleh suatu antena, dan disebut sebagai polarisasi antena. Aspek kedua adalah impedansi antena, menyangkut masalah transfer energi dari sebuah sumber ke suatu antena, pada saat antena digunakan sebagai sebuah pemancar. Selain itu, parameter ini digunakan sebagai pertimbangan, apakah suatu antena pantas dipasangkan pada suatu terminal untuk dihubungkan dengan saluran transmisi atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan masalah refleksi gelombang yang terjadi pada titik catu antena.


Syarat-syarat antena yang baik:

  1. mempunyi efisiensi pancaran yang baik ( di atas 50 %)
  2. mempunyai impedansi input yang sesuai (matched) dengan impedansi karakteristik kabel pencatunya (SWR < 2)
  3. dapat meradiasikan dan menerima energi gelombang radio dengan arah dan polarisasi yang sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan.
0 Responses